Views

Sabtu, 16 Mei 2015

ADA RONA PENUH RINDU DIRINTIK HUJAN BULAN MEI


Entah dari mana perasaan ini berasal. Tak ingin kuduga dan tak pernah kuduga. Aku merasa ada hal yang seharusnya aku rawat, agar tumbuh lalu bersemi pada saat yang tepat nanti.

Kekaguman dan kebanggaan pada dirinya telah berubah. Satu hal yang ku yakini tentang itu adalah karena hakikat dari sebuah perjalanan itu adalah ta'aruf, dan aku mungkin saja telah sampai dititik dimana aku harus menikmati perjalanan ini.

Bagi seorang penulis sepertiku, aku seperti menemukan "Harta Karun" yang dalam hal ini berarti "Dia" sebagai inspirasi tulisan-tulisanku selanjutnya. Lebih dari itu aku telah menemukan sesosok perempuan selain Mama yang mengerti bagaimana arti dari perjuanganku dalam mewujudkan impianku. Bahkan, selama hampir 9 bulan kaki ini menginjakan diri disini, ditempat yang dulu terasa asing, dia tetap ada untukku. Hanya aku saja yang menyimpan dia dibayangan semu. Tapi itu dulu, sekarang semua telah berubah. Aku percaya bahwa mencintai adalah sebuah proses yang menuntut kedewasaan. Bukan hanya dari seorang pria, tapi wanita pun harus melakukan proses itu.

Dulu, semesta telah menjadi saksi betapa aku mengorbankan perasaanku untuk seorang perempuan yang jelas-jelas tidak menghargaiku. Tapi, aku terus saja menanti keajaiban, kalau-kalau sang waktu akan merubah perasaannya. Dan menurutku penantianku dulu adalah sia-sia saja.

Sesungguhnya, itulah alasan utamaku mengapa aku terlalu berhati-hati dalam menentukan pilihan selanjutnya. Aku tak ingin sakit lagi, aku tak ingin menyesal lagi. Aku tak ingin pula masa mudaku dihabiskan hanya untuk seperti itu saja. Aku punya banyak impian, aku masih muda, dan aku memiliki perjalanan yang masih panjang sekali.

Berbeda dengan kali ini, aku merasa telah siap untuk memulai kisah baru dengan orang yang bisa menerima kekuranganku. Aku yakin karena dia adalah sosok yang telah banyak ku dengar dari oranglain berperangai sangat baik. Tapi, perlu diingat. Aku tidak ingin memiliki status pacaran. Aku ingin dia sekedar mengetahui perasaanku saja. Aku tak ingin merusak janjiku pada Mama untuk tak sekalipun berpacaran saat kuliah. Aku tak ingin menodai perasaan Mama.

Cukuplah aku memendam perasaan ini didalam sekotak harapan yang ingin ku wujudkan dimasa depanku kelak atau mengenangnya saja sebagai pertanda bahwa aku pernah begitu ikhlas dalam mencintai. Semoga kau mengerti.

Disore kelima belas bulan ini.

0 komentar:

Posting Komentar